Album diputar penuh dari awal hingga akhir, diiringi gestur kontemporer Bisma yang memperkuat atmosfer. Suasananya bak ritual kecil yang artistik dan santai.
“Momen ini juga menjadi penanda rasa syukur setelah satu tahun Rihlah lahir sebagai medium spiritual dan reflektif,” katanya.
Dalam acara itu, Bisma juga berkolaborasi dengan Tridhatu, musisi yang mengeksplorasi musik eksperimental yang dikenal dengan karya-karya yang berfokus pada healing, kesadaran, dan pengalaman mendalam melalui frekuensi suara.
Album Rihlah kental dengan nuansa spiritual
Album Rihlah sendiri berisi delapan lagu, di antaranya lagu berjudul “Malam” yang merepresentasikan eksplorasi diri dan “Aamiin” sebagai bentuk penghormatan spiritual yang dalam.
“Persinggahan Rihlah ini menjadi kesempatan untuk menyapa pendengar Rihlah dalam suasana yang lebih intim dan mendalam,” ujarnya.
Nama Rihlah, berasal dari bahasa Arab yang berarti “perjalanan”, menggambarkan arah baru Bisma dari sosok ceria di panggung pop menuju seniman yang mengolah kedalaman batin melalui musik.
BACA JUGA: Tradisi Sambut Bulan Suro, Festival Budaya Spiritual di Blora, Angkat Kearifan Lokal Sedulur Sikep
“Musik menjadi medium koneksi antara tubuh, jiwa, dan semesta antara pencipta dengan pendengarnya,” ungkapnya.
Persinggahan Rihlah menjadi ruang eksplorasi tak terbatas dan akan singgah di beberapa kota di Indonesia. Setelah Semarang, Bisma akan melanjutkan perjalanannya ke Jakarta, Bandung, dan beberapa kota lainnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi