Berdasarkan pemetaan yang pihaknya lakukan bersama BMKG, wilayah pegunungan di Jawa Tengah mempunyai potensi longsor terbesar. Sementara daerah dataran tinggi berpotensi banjir. Ia berharap, warga Jawa Tengah bisa membaca peta potensi bencana tersebut.
“Kalau di wilayah longsor tentunya tidak tinggal di ruangan yang dekat dengan titik longsor atau dengan dinding longsor, menjauhi ruangan-ruangan itu. Apabila ada hujan deras berdurasi cukup panjang, cukup lama, harapannya untuk segera bergeser terlebih dahulu, entah ke rumah saudaranya itu akan lebih penting,” tegas dia.
BACA JUGA: Tinjau Lokasi Banjir Kebumen, Nana Sudjana Upayakan Perbaikan Jebol Secara Permanen
Bergas mengungkap, adanya talang air juga bisa menimbulkan longsor di pemukiman.
“Satu lagi yang sering longsor di daerah pegunungan, talang air. Talang air itu menciptakan longsor di permukiman. Itu pesan saya itu dan itu menimbulkan kerugian,” sambung Bergas.
Memasuki musim penghujan, Bergas juga menyoroti wilayah Pantura Jawa Tengah yang sangat rentan terkena banjir.
“Daerah kota-kota di Pantura, itu jelas Pantura, Pansela, itu dia punya potensi banjir. Tapi kalau yang tengah kota yang di daerah tengah, Jawa Tengah punya potensi longsor, begitu,” pungkas Bergas. (*)
Editor: Farah Nazila