Maxride berharap pemerintah Kota Semarang membuka ruang diskusi untuk menemukan solusi bersama.
“Kami yakin ada jalan tengah. Kami hanya ingin menjelaskan kebermanfaatan kami, berharap bisa duduk bersama menemukan solusi terbaik,” tutup Adhika.
Pihak Maxride mengaku telah mengirim surat resmi kepada Pemerintah Kota Semarang dan Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk membahas perizinan lebih lanjut. Namun hingga kini belum tercapai kesepakatan sehingga pihaknya akan mengirimkan surat permohonan audiensi kembali.
BACA JUGA: Semarang Sambut Bajaj Maxride, Moda Transportasi Nostalgia dengan Sentuhan Digital
Perusahaan tersebut juga telah melakukan pendekatan ke sejumlah pemangku kepentingan mulai dari Polda Jawa Tengah, Dinas Perhubungan Kota Semarang, Komunitas Driver Online hingga Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Di sisi lain, para pengemudi turut merasakan dampak positif dari hadirnya Bajaj Maxride. Purwadi, salah satu driver, mengaku transportasi roda tiga itu menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
“Sehari bisa dapat Rp300 ribu. Sewa unitnya cuma Rp75 ribu. Selain itu, juga bantu ekonomi keluarga, beli beras untuk kebutuhan sehari-hari” tuturnya.
Para driver berharap agar polemik perizinan dapat segera selesai sehingga mereka bisa kembali beroperasi dengan tenang. (*)
Editor: Farah Nazila













