Daya tangkap dan memorinya memang luar biasa. Perkalian matematika adalah hal yang mudah baginya. Bahkan, tahun kelahiran artis-artis ternama dapat ia hapalkan dengan mudah.
“Sama hapalan Al-Qurannya bagus, dia sering dengerin murotal jadi kalau lagi sholat dengerin imam surat random dia tau. Dia kurangnya di sosialisasi, tapi di sini udah pelan-pelan bisa,” kata Dini.
Hari Peduli Autisme Sedunia tingkatkan semangat para orang tua dampingi anak autis
Lebih lanjut, setiap tanggal 2 April, dunia memperingati Hari Peduli Autisme. Bagi Dini, Hari Peduli Autisme adalah peringatan sekaligus pembangkit semangat. Bahwa, sekolah dan orang tua harus saling bersinergi dalam mengasuh anak autis.
“Mungkin Hari Peduli Autisme ini buat saya sebagai pemicu, orang tua anak berkebutuhan khusus agar tidak satu arah, tapi harus bersinergi, antara ortu dan pendidik,” tuturnya.
Sementara itu, Sekolah Inklusi Fun & Play Semarang memandang Hari Peduli Autisme menjadi wadah untuk menyetarakan, mengakomodir, menghargai anak-anak penyandang autis.
“Kami aware sekali dengan anak autis karena di sekolah kami sebagian besar anak autis. Sebenernya di sekitar kita banyak, cuma kita gak tau aja,” katanya.
Ia pun berharap, dengan momentum Hari Peduli Autisme Sedunia ini, anak-anak penyandang autis dapat terus menggali potensinya masing-masing. Sehingga, mereka juga memiliki masa depan yang cerah.
“Kami ingin mereka strong semuanya, kami ingin mereka bisa jadi seperti anak reguler lain, menjadi anak yang survive di kehidupannya kelak,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi