“Anaknya enggak ikut jenguk, karena takut. kemudian malamnya berangkat ke Cirebon. Kemudian di tengah perjalanan di tol kalikangkung Polda dan polres hadang anak dua itu,” ungkap Heksa Wismaningsih.
Menurutnya, di hadapan pihaknya dan tim, Kades Jiyar intinya kooperatif.
“Monggo kalau anggap saya terlibat atau bersalah, saya siap menerima konsekuensi’, (menirukan Kades, red). Untuk ranah itu kami serahkan ke APH,” jelas Heksa Wismaningsih.
Heksa juga menegaskan, terkait penggunaan mobil siaga desa tapi untuk kepentingan pribadi.
“Kalau mobil siaga itu miliknya desa, dan itu pembeliannya pakai anggaran desa harusnya pemakaian untuk kepentingan masyarakat. Lha ini dipakai untuk pribadi, ya harusnya ya tidak boleh ya,” tegas Heksa Wismaningsih.
“Harusnya kepala desa ya sudah tau, dengan adanya kejadian ini. Monggo sampaikan ke teman-teman kades untuk penggunaan mobil siaga desa hendaknya digunakan sebagaimana peruntukkannya,” tandas Heksa Wismaningsih.
Menyoroti soal sanksi, pihaknya masih merapatkan dan menggodog terkait ini.
“Kalau sanksi ya kita godok dulu, ini kita proses penggodokan, kalau misalnya melanggar ya ada sanksinya. Kalau kades atasan langsungnya itu pak bupati, berarti yang memberi sanksi pak bupati, sanksi pertama ya memberikan teguran tertulis,” pungkas Heksa Wismaningsih.
Saat press rilis di Polres Blora, Jumat (29/4/2023) siang di gedung Arya Guna. Menurut Kasat Reskrim AKP Supriyono, mengatakan, saat penangkapan dua pelaku hendak melarikan diri ke Jakarta, sempat terjadi kejar-kejaran di jalan tol.
Pelaku menggunakan mobil siaga desa dengan kemudi Kades (bapak dari pelaku). Mereka di stop tim gabungan Resmob Blora dan Jatanras Polda Jateng di jalan tol Kalikangkung Semarang.
“Sempat terjadi kejar-kejaran, namun kita sudah bekerjasama dengan Jatanras Polda Jateng untuk menghadangnya”, kata AKP Supriyono.
Terkait dengan keterlibatan Kades dan keluarganya yang bermaksut akan menyembunyikan anaknya ke Jakarta, petugas masih mendalami hal tersebut. (*)
Editor: Elly Amaliyah
