“Kami membentuk kader keamanan pangan dari kalangan siswa. Mereka belajar menilai mana jajanan yang aman, sehat, dan layak konsumsi,” kata Dini, sapaan akrab sang guru .
Selain itu, pihak sekolah juga rutin memberikan edukasi kepada penjual di sekitar sekolah agar memahami bahan makanan yang boleh dan tidak boleh digunakan.
“Tempatnya harus bersih, tertutup, bebas hewan, ada tempat sampah tertutup dan tempat cuci tangan sesuai standar,” ucap Dini.
BACA JUGA: Keluhkan Program MBG, Penjual Kantin Sebut Omset Turun 50 Persen!
Musyaidah, salah satu pedagang kantin, mengungkapkan bahwa makanan yang ia jual berasal dari bahan-bahan segar.
“Untuk makanan kami belanja pagi, terus masaknya siang. Jadi enggak ada pakai bahan dari sisa kemarin, baru semua,” ujar Mbak Mus, sapaan akrabnya.
“Sebelum kantin sehat, dulu masih ada permen dan ciki bungkus plastik. Sekarang tidak boleh. Semua masakan kami bikin sendiri, nasi, gorengan, es, tanpa bahan pabrik,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi