“Tapi itu mengikuti kunjungan, karena di perjalanan dinas ada pengurangan, maka permintaan souvenir akan ikut berkurang,” terang dia.
Untuk efisiensi anggaran di kegiatan seminar, rapat dan Forum Group Discussion (FGD), dirinya mengaku pasrah saja. “Seminar, rapat dan FGD, dikurangi. Kami akan melihat outputnya penting atau tidak. Biasanya FGD, workshop dan pelatihan ada di Humas,” terangnya
Frans memaklumi hal ini karena efisiensi anggaran merupakan kebijakan pemerintah pusat yang harus di ikuti. “Karena ini instruksi, maka dengan berbagai konsekuensi apapun akan kami mengikutinya. Sehingga kami membuat rencana prioritas mana yang kami laksanakan atau hilangkan,” imbuh dia.
Rapat Via Zoom
Senada, Prita (bukan nama sebenarnya) dari Dinas Pendidikan Kota Semarang mengaku sosialisasi-sosialisasi yang harus terlaksana terpaksa terlaksana secara daring melalui zoom.
“Tidak boleh ada seminar, rapat, sosialisasi tatap muka. Semua lewat zoom,” ujar Prita.
Seperti saat sosialisasi Pra SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) untuk calon murid penyandang disabilitas dan kesiapan sekolah. Jika biasanya sosialisasi di kemas dengan coffee morning atau ngopi bareng dengan menghadirkan banyak narasumber, kali ini hanya melalui zoom.
“Kalau dulu di hotel atau resto, tentu ada konsumsi. Sekarang via daring, jadi masing-masing undangan bisa dari tempat kerja mereka langsung,” ungkapnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah