“Ya wajar Demokrat merasa dikhianati. Kalau mau milih Cak Imin ya mending lebih baik dari awal saja mengatakan kalau Cawapresnya adalah Cak Imin. Tentu gak akan jadi persoalan. Jadinya, apa yang kami lakukan tadi malam (mencopot baliho) semata untuk meluapkan kekecewaan kami. Apalagi kami sudah tahu persis apa saja hasil piagam perubahan dan isi kesepakatannya, yakni Mas AHY yang menjadi pendampingnya Anies,” pungkasnya.
Sebelumnya, PKB yang menaungi Cak Imin telah mendeklarasikan dukungan kepada Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pada Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), Cak Imin tersandingkan sebagai Cawapres Prabowo.
BACA JUGA: Tanggapi Soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo Serta Wacana Duet Ganjar-Anies, Ini Kata Fadli Zon
Akan tetapi, peluang Cak Imin menjadi cawapres Prabowo meredup setelah bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar dalam koalisi tersebut. Menurut dugaan, Prabowo akan lebih memilih Erick Thohir sebagai Cawapres. Adapun nama Menteri BUMN itu ialah sodoran dari PAN.
Puncaknya, PKB berang setelah Prabowo Subianto mereka anggap mengubah nama koalisi tersebut menjadi Koalisi Indonesia Maju secara sepihak. Mereka menilai pengubahan nama tersebut sebagai pengkhianatan terhadap Piagam Sentul. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi