SEMARANG, beritajateng.tv – Viral di media sosial sejumlah mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Mereka menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) tetapi bergaya hidup mewah atau hedon.
Hal tersebut kemudian memicu beragam reaksi warganet. Mulai dari kecewa, sedih, hingga luapan emosi.
Sayangnya, viralnya penyelewengan beasiswa KIPK tersebut malah memunculkan beragam komentar negatif terhadap mahasiswa penerima KIPK. Padahal, tak semua mahasiswa penerima KIPK bergaya hidup mewah.
Yuni, mahasiswa penerima KIPK dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo misalnya. Ia menegaskan jika beasiswa KIPK tak semuanya salah sasaran.
Bahkan, ia merasa jika nominal beasiswa KIPK belum bisa mencukupi semua kebutuhannya sebagai mahasiswa.
“Ya aslinya dibilang cukup, nggak cukup. Sedangkan belum lagi kalau kita bayar uang kos atau apalagi itukan melebihi berjuta-juta,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Jumat, 3 Mei 2024.
Yuni sendiri mendapat bantuan sebesar Rp 6,6 juta per semesternya. Dengan rincian bantuan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 2,4 juta, dan uang saku sebesar Rp 4,4 juta.
Pencairan uang saku sendiri sebanyak dua kali atau pertiga bulan sekali. Yaitu sebesar Rp 2,1 juta atau Rp 700 ribu perbulannya.
BACA JUGA: Usai Heboh Kasus Mahasiswa KIPK Bergaya Mewah Kini Muncul Akun @Undipkorup, Sarang Laporan?
Ia tentu bersyukur dengan besaran nominal beasiswa tersebut. Namun, ia mengakui jika beasiswa KIPK belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan dasar.