“Prosesnya saya banyak nonton referensi, baik wayang kulit maupun wayang orang. Saya juga belajar dari senior-senior bagaimana karakter Gatotkaca itu harus ditampilkan,” jelasnya.
Bingar berharap penampilannya dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk ikut terjun melestarikan wayang orang.
Regenerasi seniman muda
Sutradara Wayang On The Street, Budi Lee mengatakan bahwa pertunjukan kali ini melibatkan sekitar 80 orang seniman, sebagian besar anak muda berusia 18-19 tahun. Meski menghadapi kendala jadwal latihan karena aktivitas para anggota, semangat mereka tidak surut.
“Kendala pasti ada, apalagi anak-anak muda banyak kesibukan. Tapi dengan strategi dan kebersamaan, latihan tetap berjalan. Ini bukti bahwa seni tradisi tidak akan pernah mati, justru bisa berkembang sesuai zaman,” ungkapnya.
Wayang On The Street sendiri menjadi ruang terbuka bagi penonton untuk melihat langsung bagaimana anak-anak muda berusaha menjaga warisan budaya leluhur agar tetap relevan di era modern.
“Seni tradisi akan terus berkembang. Tugas kami sebagai pelaku seni adalah memastikan generasi sekarang merasa dekat dan bangga dengan wayang orang,” pungkas Budi. (*)
Editor: Farah Nazila