“Tetapi itu tidak ada yang memanfaatkan, karena mereka tidak tahu status (kekeringan di daerahnya) atau bagaimana regulasinya,” bebernya.
Padahal, menurut rilis yang ia terima dari BMKG, lebih dari 90 persen wilayah di Jateng telah berstatus siaga kekeringan. “Karena statusnya mayoritas sudah siaga, daerah sudah boleh mengakses berasnya cadangan berasnya Bulog, ada 100 ton untuk setiap kabupaten/kota,” sambungnya.
Pihaknya menyayangkan saat ini baru Kabupaten Boyolali saja yang memanfaatkan cadangan beras itu. Terlebih, tak seluruhnya dimanfaatkan oleh Kabupaten Boyolali.
“Saya sudah ingatkan setiap kabupaten/kota, mereka itu sudah siaga dan Boyolali, Grobogan, Blora itu sudah awas. Itu di dalam aturan sudah boleh mengakses cadangan berasnya Bulog, tetapi tidak ada yang gerak,” pungkasnya.(*)
Editor: Farah Nazila