SEMARANG, beritajateng.tv – Menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada awal bulan September 2024 mendatang, ada berbagai cerita menarik di balik persiapan.
Salah satunya oleh SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) Kota Semarang. Mereka berkesempatan mengerjakan kursi untuk diduduki oleh Paus Fransiskus.
Kepala SMK PIKA, FX Marsono menjelaskan, pesanan kursi untuk Paus Fransiskus berawal sejak 3 Februari 2024 lalu. Saat itu, ia menerima pesan dari Paroki Gereja Katedral Jakarta tentang kesiapan SMP PIKA dalam membuat kursi khusus.
Menerima kabar itu, Marsono langsung menyanggupinya. Ia bahkan siap menjadi quality control (QC) selama proses pengerjaan.
“Kami kemudian menggambar 2 desain kursi. Ukurannya sudah ada dari panitia, tinggi harus berapa, lebar berapa, tapi sisi bentuk kami boleh eksplor,” katanya saat beritajateng.tv temui, Senin, 26 Agustus 2024.
Total, SMK PIKA membuat dua buah kursi. Satu kursi rotan dan satu kursi sofa. Marsono menuturkan, ada alasan tersendiri mengapa memilih dua jenis kursi itu.
Yang pertama, kursi rotan menggunakan bahan rotan dan kayu jati. Keduanya merupakan kayu ciri khas yang menggambarkan Indonesia. Ditambah, ia memilih model gunungan seperti yang ada di wayang khas budaya Indonesia.
Sementara untuk kursi sofa menggunakan bahan beech, kayu yang berasal dari Eropa. Alasannya sederhana. Karena stoknya hanya ada itu. Meski begitu, warna kayu beech juga bagus dengan kualitas yang tahan rayap dan serangga.
Uniknya, Marsono menyebut jika proses paling lama bukanlah proses pengerjaan. Akan tetapi pemilihan desain.
“Ada pesan panitia, Paus Fransiskus ternyata menginginkan desain yang sederhana. Kami udah pusing-pusing bikin yang mewah tapi ternyata malah ditolak dan terpilih yang sederhana,” kekehnya.
Adapun proses produksi dari awal sampai akhir memakan waktu sekitar 3,5 bulan. Tanggal 30 Mei lalu, kedua kursi telah sampai ke Jakarta untuk pengecekan oleh tim dari Vatikan.
Persembahan keluarga SMK PIKA untuk Paus Fransiskus
Ditanya harga, Marsono tampak malu-malu. ia menganggap, tidak ada harga yang sebanding dengan niat ketulusan persembahan untuk Paus Fransiskus.