Ia menekankan bahwa tujuan utama pengelolaan Semarang Zoo bukan sekadar mengejar pendapatan, tetapi menciptakan destinasi wisata yang aman, menarik, dan mampu membuat pengunjung ingin kembali.
Menurutnya, kebun binatang yang baik harus mampu menumbuhkan rasa penasaran dan pengalaman positif bagi pengunjung.
Di sisi lain, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Samsul Bahri, menyampaikan harapannya agar Semarang Zoo kembali menjadi destinasi unggulan.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan kebun binatang berada di bawah BUMD, sehingga pihaknya tidak bisa mencampuri secara langsung isu internal seperti dugaan jual beli satwa.
“Kalau masuk ke sana (jual beli harimau), saya enggak bisa masuk ya, karena itu kan sudah ranahnya BUMD ya,” imbuhnya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berharap Semarang Zoo bisa menjadi salah satu daya tarik wisata yang makin diminati masyarakat.
Samsul mengenang masa kejayaan Semarang Zoo pada era 1990-an hingga awal pemindahan dari Bonbin Lama ke kawasan Mangkang, ketika jumlah satwa terus bertambah dan minat pengunjung masih tinggi.
Harus Ada Yang Baru di Semarang Zoo
Ia menilai tantangan saat ini adalah bagaimana mengemas kembali kebun binatang sebagai destinasi yang relevan dengan kebutuhan wisatawan modern.
Menurutnya, pengelolaan taman satwa idealnya berfokus pada tiga aspek utama, yaitu konservasi, edukasi, dan rekreasi.
“Satwa harus di rawat dengan baik, diberi pakan dan perawatan medis yang layak, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Setelah itu, unsur rekreasi akan tumbuh secara alami dan mendorong peningkatan kunjungan,” kata dia.
Ia juga mengakui adanya penurunan jumlah pengunjung dalam beberapa waktu terakhir. Namun, hal tersebut menurutnya terjadi hampir di semua destinasi wisata karena setiap daerah kini berlomba menghadirkan objek wisata baru. Karena itu, inovasi dan pembaruan menjadi kunci agar Semarang Zoo tetap relevan.
Terkait penyertaan modal Rp 5 miliar pada 2026, Samsul berharap dukungan tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari pihak swasta dan media melalui promosi yang konstruktif.
Ia menekankan pentingnya evaluasi target dividen agar tidak membebani pengelola dan justru menghambat perbaikan kualitas layanan.
“Angka kunjungan di sini. Jujur memang ada penurunan dari tahun yang lalu. Tapi harapan kami ini bukan menjadi suatu patokan, namun memotivasi kita agar optimis lebih baik,” sebutnya. (*)
Elly Amaliyah













