SALATIGA, beritajateng.tv – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Salatiga mengamankan seorang pria terduga pelaku pencabulan terhadap anak balita.
AS (45), pria asal Kota Salatiga, diamankan atas laporan ibu korban berinisial DE (26), istri sambung terduga pelaku sendiri.
Informasi dari jajaran Polres Salatiga menyebutkan, laporan dari ibu korban DE yang Polres Salatiga terima pada pada Jumat, 25 April 2025 lalu.
Atas laporan DA tersebut, Unit PPA Satreskrim Polres Salatiga segera menindaklanjuti dengan melakukan serangkaian penyelidikan serta pemeriksaan.
Dari upaya ini terungkap, dugaannya, AS telah melakukan tindakan pencabulan.
“Hingga terduga pelaku ini (polisi) amankan untuk menjalani proses hukum,” kata Plh Kasi Humas Polres Salatiga, Ipda Sutopo, dalam keterangannya, Rabu, 9 Juli 2025.
BACA JUGA: Lolos Seleksi Paskibraka Nasional, Siswi SMAN 3 Salatiga ini Cetak Sejarah
Berdasarkan pengakuan kepada penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Salatiga, peristiwa dugaan pencabulan tersebut terjadi pada Oktober 2024.
Dari hasil pemeriksaan juga terungkap fakta, DE sebelumnya juga telah mencurigai perilaku AS. Namun saat konfrontasi, terduga pelaku selalu mengelak.
Namun dengan pendekatan seorang ibu, akhirnya korban bisa menceritakan apa yang pernah terduga pelaku lakukan. Sehingga, AS pun tidak bisa berkelit lagi.
Selain mengamankan AS, Penyidik PPA Satreskrim Polres Salatiga juga mengamankan sejumlah barang bukti dalam penanganan dugaan tindak pidana pencabulan ini.
Antara lain, berupa satu potong kaos lengan pendek warna kuning gambar kucing, celana panjang warna kuning motif bintik hitam dan satu potong celana dalam warna kuning.
BACA JUGA: Tagih Ratusan Juta, Anggota Koperasi BLN Salatiga Geruduk Rumah Pimpinan
Atas perbuatannya tersebut, terduga pelaku AS kini ditahan di Mapolres Salatiga dan dijerat Pasal 82 Juncto Pasal 76E UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
Polres Salatiga memastikan proses hukum terhadap terduga pelaku AS akan terus berlanjut. “Penanganan kasus ini akan dilakukan hingga tuntas,” tegas Sutopo. (*)
Editor: Farah Nazila
