Menurut Agustina, inilah contoh bagaimana event olah raga bisa menjadi instrumen pembangunan ekonomi kota yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Semarang, lanjut Agustina, membuka diri untuk mendukung penyelenggaraan berbagai event serupa, baik lari jalan raya, trail run, maupun kegiatan olah raga lainnya, selama memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
“Event seperti ini bukan hanya soal lomba, tapi menggerakkan ekonomi. Kalau ada komunitas atau pihak yang ingin menggelar event di Kota Semarang, silakan hubungi Pemkot. Kami siap mendukung,” tegasnya.
Beri Dampak Ekonomi
Sementara itu, Penyelenggara Acara Budhi Sarwiadi, menjelaskan bahwa dari total 3.000 peserta terdaftar, sebanyak 2.935 pelari benar-benar turun ke lintasan, tambah 100 peserta kategori Kids Run. Dari sisi keselamatan, pelaksanaan berjalan aman dan terkendali.
“Dari sisi medis juga aman. Ada dua peserta yang sempat dirujuk ke rumah sakit untuk pemulihan, namun kondisinya stabil dan tidak ada kasus serius,” kata Budhi.
Budhi juga menyebut sekitar 50 persen peserta berasal dari luar Kota Semarang dan sebagian besar sudah datang sejak Jumat, sehingga menginap minimal dua hari bersama keluarga. Hal ini memperkuat dampak ekonomi langsung bagi Kota Semarang.
Terkait usulan penambahan kuota peserta tahun depan, Budhi menyampaikan pihak penyelenggara akan melakukan kajian mendalam dengan mempertimbangkan kenyamanan pelari dan daya dukung kawasan Kota Lama.
“Penambahan peserta harus tetap menjaga kualitas lomba. Jangan sampai terlalu padat dan mengurangi pengalaman berlari,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













