“Kalau one way itu kan adanya di tol, nanti Jasamarga yang memahami. Tapi melihat situasi, biasanya pada kondisi-kondisi yang menimbulkan kemacetan luar biasa pasti ada pengaturan sesuai kondisi,” ujarnya.
Adapun untuk prediksi jumlah kendaraan yang masuk ke Jawa Tengah, Miko memperkirakan angkanya tidak lebih rendah dari tahun sebelumnya.
“Kemungkinan besar tidak lebih rendah dari yang kemarin. Kalau naiknya saya enggak begitu paham, itu data dari kepolisian,” katanya.
BACA JUGA: Jelang Nataru, TMJ Genjot Pemeliharaan Tol Semarang–Solo Guna Tingkatkan Keamanan
Lebih jauh, Dinas Perhubungan Jawa Tengah juga menyoroti keberadaan terminal bayangan seperti Terboyo dan Sukun (Banyumanik) menjelang Nataru. Miko menegaskan bahwa kewenangan pengawasan akan ada pembagian sesuai tipe terminal.
“Kalau terkait terminal tipe A, itu [terminal bayangan] kan rata-rata kan tipe A ya, nanti kami koordinasikan dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). Termasuk tadi ada penerangan jalanan dan lain-lain, karena kewenangannya kan berbeda,” jelasnya.
Untuk terminal tipe B yang berada di bawah kewenangan provinsi, Dinas Perhubungan Jawa Tengah mewajibkan adanya pemeriksaan kelaikan kendaraan (ramp check) guna menekan risiko kecelakaan.
“Terminal tipe B akan kami lakukan pemantauan terutama untuk keselamatan lalu lintas. Kami sudah minta kepada teman-teman di terminal tipe B untuk melakukan ramp check. Gunanya untuk mengantisipasi atau mengurangi risiko kecelakaan,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













