Danang menyebut, Kota Semarang sudah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat sebagai salah satu kota yang mempunyai transportasi massal yang handal.
Dari sisi subsidi, Pemkot Semarang mengelontor anggaran cukup besar untuk subsidi transportasi massal yakni sekira empat persen dari APBD Kota Semarang
Oleh karena itu, pihaknya meminta operator benar-benar memberikan pelayanan yang baik.
“Subsidi termasuk tinggi, empat persen dari APBD. Makanya harapan kami, masyarakat bisa dapat transportasi massal yang aman, bersih, dan terjangkau,” ucapnya.
Pengecekan laik jalan armada BRT Trans Semarang, lanjut Danang, akan berjalan secara berkala. Jika tidak memenuhi laik jalan, pihaknya meminta armada stop beroperasi. Bahkan operasional dari pemerintah pun bisa di potong.
“Kalau tidak memenuhi unzur laik jalan, tidak boleh beroperasi. Artinya, biaya operasional yang kami berikan bisa di potong,” tandasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah