Gaya Hidup

Disparta Semarang Kembali Helat Palagan Night Carnival 2025, Mejeng Kostum Unik Alam-Lingkungan

×

Disparta Semarang Kembali Helat Palagan Night Carnival 2025, Mejeng Kostum Unik Alam-Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Palagan Night Carnival 2025
Kostum unik mengangkat tema landak yang dikenakan seorang balita pada Palagan Night Carnival (PNC) 2025 di Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Sabtu, 11 Oktober 2025 malam. (Bowo Pribadi/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Dinas Periwisata Kabupaten Semarang kembali menghelat Palagan Night Carnival (PNC) pada Sabtu, 11 Oktober 2025 malam.

Puluhan peserta berpartisipasi dalam kegiatan tahunan yang berpusat di Museum Kereta Api dan Monumen Palagan Ambarawa ini.

Mereka memamerkan warna-warni kostum yang unik dan menarik dengan beragam tema kepada warga Ambarawa dan wilayah lain di Kabupaten Semarang.

Tema-tema kostum itu mulai dari perlindungan satwa, konservasi, keunikan budaya lokal hingga mengangkat tema keragaman bunga dan satwa Nusantara.

Salah satunya Yusiwi Henung Mastuti (3,5) penampil asal Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Bocah mungil ini menampilkan kostum bertema landak.

Bowo Sulaksono, orang tua sekaligus kreator kostum, mengatakan tema landak ia pilih untuk menyuarakan perlindungan terhadap satwa liar tersebut.

BACA JUGA: Rampung Restorasi, Monumen Palagan Ambarawa jadi Magnet Wisata Edukasi Sejarah

“Saat ini populasi landak di Gunung Ungaran kian terancam oleh aktivitas perburuan liar,” ungkapnya saat beritajateng.tv temui di Monumen Palagan Ambarawa.

Dengan kostum itu, ia ingin mengingatkan agar landak dan satwa liar dilindungi lainnya jangan sampai punah dari habitatnya yakni hutan Gunung Ungaran.

Sebab, selain landak, hutan Gunung Ungaran juga menjadi habitat satwa liar dilindungi seperti harimau Jawa, kijang, serta berbagai jenis primata seperti lutung.

“Berbagai satwa liar tersebut harus kita lestarikan dan lindungi demi keseimbangan dan keberlanjutan alam,” tambahnya.

Bowo juga menjelaskan, kostum landak ini ia persiapkan dalam waktu dua pekan, dengan 80 persen memanfaatkan limbah atau bahan bekas.

“Misalnya, untuk duri landak, memanfaatkan sedotan plastik bekas yang saya kumpulkan dari tempat-tempat karaoke yang ada di Bandungan,” jelasnya.

Kostum bertema penjor di Palagan Night Carnival 2025

Sementara itu, peserta lainnya, Ziasriya Firdaus Rahmatillah Atmaja, menampilkan kostum bertema penjor yang anggun serta unik.

Menurutnya, penjor merupakan karya seni yang berakar dari budaya asli bangsa. Selain itu, di era modern saat ini penjor masih ada yang membuat dan belum tergantikan.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan