SEMARANG, beritajateng.tv – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah menyebut bakal membentuk tim khusus untuk memantau kesehatan para mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Hal tersebut sebagai dukungan terkait kasus meninggalnya seorang mahasiswi PPDS dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin, 12 Agustus 2024 lalu.
“Mungkin ke depan diperlukan sebuah tim untuk mengevaluasi kesehatan fisik maupun mental teman-teman PPDS. Karena memang namanya sekolah spesialis itu tekanannya luar biasa,” kata Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah, dr. Telogo Wismo, saat konferensi press, Kamis, 15 Agustus 2024.
BACA JUGA: Soal Dokter PPDS Bertugas 18 Jam Sehari, IDI Jawa Tengah: Bukan Bekerja, Tapi Nambah Ilmu
Telogo menyebut pihaknya turut meyayangkan adanya peristiwa tersebut. Terlebih, beredar dugaan bahwa korban meninggal bunuh diri akibat tekanan mental menjadi korban perundungan.
Ia pun mengecam apabila benar ada perundungan dalam proses pendidikan PPDS. Pihaknya pun akan mendorong dan siap terlibat dalam memberikan masukan-masukan sehingga hal serupa tidak terulang kembali.
“IDI akan mendukung agar masalah ini bisa selesai dengan baik, karena potensinya bisa terulang lagi. Jangan sampai ada PPDS yang meninggal karena kelelahan, sakit, jangan sampai,” tegasnya.
IDI Jawa Tengah tanggapi soal dokter PPDS Undip berniat mengundurkan diri
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan resmi Undip, korban ternyata berniat untuk mengundurkan diri dari PPDS. Hanya saja, korban mengurungkan niatnya karena terganjal aturan administratif beasiswa.
Merespons hal itu, Telogo menyebut mekanisme beasiswa memang punya aturan tersendiri. Termasuk, aturan mengenai waktu pengabdian ataupun denda. Dan hal tersebut umum dijumpai.