“Kalau harga masih wajar dan pelayanannya baik, wisatawan akan betah. Dampaknya bukan hanya ke hotel, tetapi juga ke sektor kuliner, transportasi, dan UMKM,” ujarnya.
Pilus menyebut Kota Semarang memiliki banyak pilihan destinasi yang bisa dinikmati wisatawan, mulai dari wisata kuliner, pantai. Seperti kawasan POJ City, wisata religi, edukasi, hingga desa wisata yang menawarkan nuansa alam dan budaya lokal. Ragam pilihan tersebut harapannya mampu membuat wisatawan tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya di kota ini.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Samsul Bahri, memastikan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut lonjakan wisatawan saat libur Nataru.
Samsul mengatakan puluhan destinasi wisata di Kota Semarang siap beroperasi dengan pengamanan yang makin baik.
Pihaknya, telah berkoordinasi dengan Polrestabes Semarang dan instansi terkait melalui rapat koordinasi pengamanan objek wisata. Petugas parkir, dinas perhubungan, hingga aparat keamanan akan bersiaga di lapangan selama 24 jam hingga malam pergantian tahun.
Dari sisi pelaku usaha, Pengurus PHRI Jawa Tengah, Bayu Mukti, menilai libur Nataru menjadi momentum penting bagi industri pariwisata. Untuk meningkatkan pendapatan.
Namun ia mengingatkan, peningkatan revenue harus di imbangi dengan kualitas pelayanan.
“Hotel, restoran, dan pengelola desa wisata perlu menawarkan paket-paket menarik dengan harga terjangkau. Serta menambah fasilitas pendukung agar wisatawan merasa nyaman dan ingin kembali berkunjung,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













