Hal senada juga Anik, pedagang kurma lainnya, sampaikan. Ia mengakui bahwa pembeli kurma tahun ini lebih sedikit ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini memang agak sepi pembelinya, padahal sudah pertengahan puasa,” katanya.
Berubahnya kebiasaan, kata Mulyani, merupakan salah satu faktor mengapa penjualan kurma di Ramadhan tahun ini cenderung sepi. Menurutnya, dulu orang memborong kurma untuk dibagikan bersama takjil lainnya. Sekarang, pembeli kurma kebanyakan hanya untuk konsumsi pribadi.
“Dulu orang beli satu kardus, dua kardus buat takjil. Saat ini paling beli satu kilogram cuma buat makan sendiri. Sekarang udah mepet (lebaran) tapi tetap belum ada (pembeli),” ujarnya.
Meskipun pedagang kurma sepi pembeli, Mulyani berharap penjualan kurma akan meningkat seiring waktu mendekati hari raya Idul Fitri. Ia sendiri menjual berbagai jenis kurma, mulai dari kurma Sukari dengan harga jual per kilogramnya Rp40 ribu, hingga yang paling laris adalah kurma Tunis Tangkai dengan harga Rp100 ribu per kilogram. (*)
Edior: Mu’ammar Rahma Qadafi