Sutikno menambahkan arti kata pusaka dari kata “soko” yang memiliki arti tiang. Dimana tiang tersebut disimbolkan sebagai pribadi diri sendiri dan perilaku. Serta jamasan disimbolkan agar perilaku diri sendiri bisa mendapatkan keberkahan di kemudian hari.
Sementara itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengucapkan terima kasih kepada panitia peringatan Hari Jadi Kabupaten Semarang yang ke 502. Serta seluruh elemen masyarakat yang telah membantu kelancaran kegiatan rangkaian dengan menyumbangkan hasil buminya.
“Dalam Kirab Merti Bumi Serasi, masyarakat banyak memberikan hasil buminya berupa jagung, padi, ketela, dan sayuran sebagai wujud rasa syukur,” jelasnya.
Kirab Merti Bumi Serasi tersebut membawa air suci atau tirta perwitasari yang diambil dari 19 sumber mata air di setiap kecamatan. Kemudian dikirab dari Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu dan menginap di Kecamatan Tuntang. Hingga diarak lagi menuju Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran.
“ Tentunya kita semua berharap di tahun 2023 Kabupaten Semarang tetap kondusif, ayem, tentrem, gemah ripah loh jinawi, dan masyarakat semakin sejahtera. Serta pembangunan semakin maju dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kabupaten Semarang,” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto