Hanya saja, lanjut Iis, banyak orang masih merasa enggan untuk mengunjungi profesional kesehatan mental karena stigma sosial yang melekat. Terlebih bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.
“Misalnya istilah sekarang ‘psikolog mahal mending kursi Indomaret’, nah ini menunjukkan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental di tengah tekanan hidup yang semakin meningkat,” tambah Iis.
Selain itu, anggapan bahwa berkonsultasi dengan psikolog sama dengan menunjukkan kelemahan atau dianggap “gila” juga masih melekat di masyarakat. Hal-hal semacam itulah yang kerap menghambat mereka untuk mencari bantuan profesional.
BACA JUGA: Mengenal Tarot dari Psikolog Klinis Semarang, Harga Mulai Rp30 Ribu, Mau Coba?
Oleh karenanya, di tengah meningkatnya tekanan hidup, masyarakat sering kali merasakan bahwa momen kecil seperti duduk di kursi Indomaret adalah satu-satunya pelarian yang tersedia.
“Padahal, dalam menghadapi gangguan psikologis tentu membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila