Jateng

Fenomena Kekerasan Remaja di Semarang: Ledakan Emosi dari Krisis Jati Diri

×

Fenomena Kekerasan Remaja di Semarang: Ledakan Emosi dari Krisis Jati Diri

Sebarkan artikel ini
fenomena kekerasan remaja
Dosen Psikologi UNNES, Nuke Martiarini, S.Psi., M.A. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

Kurangnya peran orang tua dan lingkungan suportif

Nuke menegaskan bahwa remaja yang tidak mendapat pendampingan cenderung mengalami kekacauan emosi. Dalam dunia psikologi, fase remaja disebut sebagai masa masa badai emosi dan pencarian jati diri.

Ketika mereka tidak menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar dalam diri mereka, banyak yang akhirnya melampiaskan kekesalan dengan menyalahkan pihak lain, bahkan melakukan tindakan kekerasan.

Ia juga menyoroti fakta bahwa banyak remaja yang tampak baik-baik saja di permukaan, namun ternyata memiliki masalah perilaku serius.

“Sekarang banyak remaja yang di luar tampak biasa, tapi ternyata mereka menyimpan konflik besar dalam diri mereka,” katanya.

BACA JUGA: Marak Kasus Kekerasan Oknum Polisi, HMI Jateng-DIY Desak Polri Lakukan Evaluasi Total

Kondisi ini, lanjutnya, diperparah oleh lingkungan yang tidak suportif serta kurangnya kehadiran orang tua akibat kesibukan.

“Faktor internal dan eksternal saling berkaitan. Tapi yang pasti, banyak anak yang bukan jahat, mereka hanya tidak tahu harus bagaimana dan tidak ada yang mendampingi,” pungkas Nuke. (*)

Editor: Farah Nazila

 

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan