Selain itu, ada juga faktor keluarga dan pola pengasuhan. Menurut Iis, pola strict parents atau permisif sama-sama dapat mempengaruhi jati diri anak.
Oleh karenanya, orang tua perlu menerapkan pola asuh yang baik dan benar tanpa membebani sang anak.
“Strict parents itu otoriter, anak bisa memberontak. Tapi kalau ortu permisif, anak yang bisa mengendalikan semuanya. Jadi ortu perlu menerapkan pola asuh yang sifatnya demokratis tapi juga ada kesepakatan aturan tertentu,” jelasnya.
BACA JUGA: Awas Kreak! Ini Daftar Gangster yang Berkeliaran di Kota Semarang Beserta Daerah Markasnya
Iis memang tak mau menyalahkan sepenuhnya pada remaja yang menjadi anggota kelompok gangster. Menurutnya, para anggota gangster itu belum paham mengenai risiko buruk dari kegiatannya.
Ia pun mengajak keluarga, pemerintah, dan berbagai pihak untuk aktif memberikan lingkungan dan kegiatan positif kepada remaja.
“Karena remaja butuh eksistensi, jati diri, kalau tidak diarahkan dengan kegiatan positif akan menyulitkan mereka karena energinya akan terbuang ke perilaku-perilaku negatif,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila