Jateng

Fisip Undip Tegaskan Tak Bisa Nilai Kinerja Gubernur Ahmad Luthfi Hanya 100 Hari

×

Fisip Undip Tegaskan Tak Bisa Nilai Kinerja Gubernur Ahmad Luthfi Hanya 100 Hari

Sebarkan artikel ini
Undip
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar diskusi publik bertajuk ‘Evaluasi 100 Hari Kinerja Gubernur Jawa Tengah’ di Ruang Sidang Senat Fisip Undip, Kota Semarang, Senin, 2 Juni 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar diskusi publik bertajuk ‘Evaluasi 100 Hari Kinerja Gubernur Jawa Tengah’ di Ruang Sidang Senat Fisip Undip, Kota Semarang, Senin, 2 Juni 2025 sore.

Dalam diskusi publik tersebut, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Undip, Wijayanto, menggaris bawahi sejumlah pencapaian dan tantangan yang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah hadapi.

Dalam hematnya, periode 100 hari memang tergolong singkat untuk menilai keseluruhan kinerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

Kendati begitu, Wijayanto menyebut periode ini tetap memberikan gambaran awal mengenai arah dan prioritas pemerintahan.

“Dari 100 hari itu kita bisa melihat sejauh mana kinerja pemerintah dan ini menjadi blueprint untuk lima tahun ke depan,” ungkap Wijayanto usai menghadiri diskusi publik.

BACA JUGA: Terungkap “Pasal dan Tata Krama Anestesi” dalam Senioritas PPDS Undip: Senior Selalu Benar

Semangat Pemprov Jawa Tengah untuk berkolaborasi dengan universitas menjadi hal yang Wijayanto apresiasi.

“Ini pertama kalinya sepanjang sejarah yang saya amati, Pemprov melibatkan 44 universitas di Jawa Tengah. Dalam hal ini, Undip mendapat kehormatan untuk bekerja sama secara dekat dengan pemerintah provinsi,” ungkap Wijayanto.

Desalinasi air di Pantura yang libatkan Undip jadi program kerja unggulan Luthfi

Wijayanto menuturkan, proyek desalinasi air menjadi salah satu kerja sama antara Pemprov Jawa Tengah dan Undip.

Proyek itu, kata dia, bertujuan untuk mengatasi masalah kelangkaan air bersih di kawasan pesisir Jawa Tengah yang terdampak rob dan intrusi air laut.

“Dengan desalinasi, kita bisa mengubah air asin menjadi air siap minum,” jelasnya.

Tak cuma pencapaian, Wijayanto juga mencatat beberapa tantangan yang Pemprov Jawa Tengah hadapi, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.

Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan masalah lingkungan, seperti banjir hingga perlunya komunikasi kebijakan yang lebih efektif kepada publik.

“Komunikasi kebijakan ini penting untuk membangun partisipasi publik secara luas. Tentu saja komunikasi ini berbeda dengan pencitraan karena berbasis data dan konstruktif,” sambungnya.

Lebih lanjut, Wijayanto berharap semangat kolaborasi antara Pemprov Jawa Tengah dan Undip yang telah terbangun ini dapat terus berlangsung.

Terlebih, kata dia, kompleksitas permasalahan di Jawa Tengah memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.

“Jawa Tengah ini terlalu besar untuk kita urusi sendirian,” pungkas Wijayanto.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan