Saat melakukan inspeksi, Sumarno mengungkap adanya permasalahan yang terjadi pada Pemda setempat. Sebagaimana kasus yang terjadi di Pemalang, Jawa Tengah.
“Kalau di Jawa Tengah, yang penting itu pintu keluarnya. Kita inspeksi dari biro-biro, itu yang harus kita lakukan. Ternyata perhatian dari Pemda tidak semuanya sama, kemarin kita ada permasalahan di Pemalang,” ucap dia.
Meskipun kejadian di Pemalang tak melibatkan pekerja migran asal Jawa Tengah, namun permasalahan itu telah terselesaikan. Adapun Pemprov Jawa Tengah memulangkan puluhan calon pekerja migran asal Indonesia Timur itu ke rumahnya masing-masing.
“Mereka tidak memenuhi syarat untuk bisa menjadi pekerja migran di sektor perkapalan. Kalau kaya gini kan harus pulang,” tandas Sumarno.
ILO tegaskan koordinasi dan inspeksi jadi kunci penting
Sementara itu, Country Dricetor ILO Indonesia-Timor Leste, Simrin Singh menegaskan koordinasi dan inspeksi bersama menjadi dua kunci penting dalam mencegah pekerja migran ilegal di sektor perkapalan.
Tak hanya itu, Natalia juga menegaskan pihaknya akan mengunjungi Migrany Worker Resource Centre (MCR) yang ada di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Tegal.
“Itu bisa memberikan support yng besar dan kolaborasi dengan banyak pihak. Sebagai pencegahan ekploitasi terhadap pekerja migran dan memberikan perlindungan pada mereka,” ucap Natalia. (*)
Editor: Farah Nazila