“Kalau kita nonton langsung kan jadi tau substansinya. Tidak menonton cuplikan TikTok yang kadang bisa menggiring opini. Bisa jadi yang memposting adalah buzzer, kan kita tidak tahu,” ucap Fitrah.
Fenomena FOMO di tengah masa debat capres
Sementara itu, Psikolog Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Damar Anggiafitri Yulissusanti, mengungkapkan, generasi muda saat ini memang cenderung melek dan mengikuti perkembangan politik. Hal tersebut salah satunya karena fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan terpengaruhi lingkungan pertemanan.
“FOMO itu tetep mengikuti style dari circle pertemanannya, kan ada teman-teman yang circlenya sukanya Kpop aja, jadi dia mau nggak mau update juga tentang Kpop. Begitu juga politik, mereka akan berusaha update berita terkait politik biar bisa nimbrung,” ucapnya.
Lebih lanjut, Survei Alvara Research Center tahun 2022 lalu menyebut, sebesar 28,3 persen Gen Z lebih rentan stress dan kecemasan. Adapun salah satu penyebabnya karena fenomena FOMO akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
“Karena ketika satu perkumpulan ngomongin politik, tapi dia nggak tau apa-apa soal politik, nggak tertarik atau dalam hal ini dia nggak ngikutin debat, akhirnya dia diam aja, nggak bisa ikut obrolan, nah itu bisa mempengaruhi dan kalau sering terjadi begitu nanti merasa terasingkan,” imbuhnya.(*)
Editor: Farah Nazila