Strategi Berani Berbuah Pahit
Sebelum final, Vanenburg mencoba strategi yang cukup mengejutkan dengan membawa bek Kadek Arel ke lini depan untuk menambah daya dobrak di sektor serang. Sayangnya, eksperimen tersebut tidak berjalan mulus.
Kadek sulit beradaptasi dengan posisi barunya, sementara lini serang Indonesia dinilai tumpul dan tak mampu mencetak gol hingga peluit akhir. Meskipun kontrol bola sempat lebih dominan, sepak bola mengajarkan bahwa tekanan tanpa ketajaman akhirnya bisa melukai diri sendiri.
Perlu Istirahat, Fokus ke Turnamen Mendatang
Vanenburg juga memastikan tidak akan melatih Timnas Indonesia U23 pada SEA Games 2025 yang berlangsung 9–20 Desember di Thailand.
Ia mengonfirmasi hanya akan memimpin skuad Garuda Muda di turnamen Kualifikasi Piala Asia U‑23 2026 yang berlangsung pada 3–9 September 2025. Keputusan ini memberi ruang bagi pelatih lain untuk membawa tim lanjut ke SEA Games, sementara Vanenburg bisa fokus pulihkan tenaga.
Vanenburg tak ingin publik menghakimi terlalu keras. Ia mengingatkan bahwa sepak bola bukan soal menang atau kalah semata, tapi proses belajar dan berkembang bersama.
Ia mengedepankan rasa sportifitas dan evaluasi internal yang ia lakukan dengan penuh keseriusan. Gerald Vanenburg memilih menarik diri sementara waktu bukan karena menyerah, tapi sebagai bentuk tanggung jawab dan persiapan mental serta fisik menjelang tantangan berikutnya.
Timnas Indonesia U23 tetap punya kualitas dan potensi besar. Setelah energi terisi kembali, semangat Timnas U23 akan tumbuh lebih kuat. (*)