SEMARANG, beritajateng.tv – Olahraga lari belakangan ini menjadi tren di Tanah Air. Selain murah, lari terbilang cukup simpel sebagai alternatif kegiatan dalam menjaga kebugaran badan.
Para pelari pun lantas mencatat aktivitas lari di aplikasi bernama Strava. Aplikasi tersebut berguna untuk melacak hasil kegiatan olahraga dan kemudian membagikannya secara publik.
Uniknya, di tengah olahraga lari yang kembali ngetren, muncul fenomena joki strava. Yakni jasa yang menggantikan sang pemilik akun untuk berolahraga dan mencatat hasilnya di Strava.
BACA JUGA: Olahraga Urban Hiking, Trik Tetap Sehat di Tengah Padatnya Kesibukan Perkotaan, Lebih Efisien Waktu!
Fenomena joki Strava ini membuat banyak pihak terheran-heran. Tak terkecuali para tenaga kesehatan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang, dr Sigid Kirana Lintang Bhima mengaku miris dengan adanya joki Strava.
“Jadi fungsinya ini hanya sekedar lifestyle, mereka kurang paham dengan kesehatan sampai akhirnya joki pun marak,” katanya kepada beritajateng.tv, Senin, 29 Juli 2024.
Oleh karenanya, dr Sigid menilai jika tren olahraga yang meningkat saat ini tak beriringan dengan tingkat kesadaran anak muda akan kesehatan. Terbukti dengan malah munculnya joki Strava.