SEMARANG, beritajateng.tv – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, hadir sebagai keynote speaker dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ‘Media di Era Disrupsi’ yang berlangsung di Front One HK Resort, Kota Semarang, Rabu, 22 Januari 2024 sore.
Dalam FGD yang menghadirkan Forum Wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah (FWPJT) itu, Sumanto mengkritisi penyebaran informasi yang kini semakin masif.
“Dulu yang memberi informasi itu wartawan, kalau sekarang kita tidak tahu ini [apakah] kalau wartawan masih jadi yang terdepan atau sama dengan yang lainnya, karena setiap orang sudah bisa memberitakan, ini patut didiskusikan,” ungkap Sumanto.
Dalam hematnya, profesi wartawan di zaman sebelumnya ibarat bulan yang mencerahkan.
“Dulu kan [wartawan] sebagai yang mencerahkan itu. Bahwa wartawan media itu ibarat bulan, orang belum tahu tapi sampean sudah menulis, kemudian di sampaikan pada masyarakat,” terang dia.
BACA JUGA: Peluang Intoleransi di Jateng Capai 26 Persen, Kesbangpol Gelar FGD Cegah Paham Ekstrimisme
Sumanto singgung hoaks yang masif di kalangan masyarakat
Namun, kata Sumanto, saat ini siapapun bisa menyebarkan informasi. Terlebih, informasi itu dengan mudah warga dapatkan.
Pihaknya pun turut mengkritisi berita bohong yang masif saat ini.
“Kalau sekarang setiap orang bisa membuat berita, tapi kebanyakan hoaks,” pungkas Sumanto.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah, Imam Teguh Purnomo, yang turut hadir sebagai narasumber mengungkap pentingnya peran media yang harus bersinergi dengan lembaga legislatif tersebut.
Kata Imam, jumlah anggota dewan sebanyak 120 membutuhkan kehadiran wartawan untuk melakukan publikasi dan kritik atas kinerja dewan.
“Transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, penguatan demokrasi. Sinergi media massa itu seperti liputan berita, wawancara, oponi, sosialisasi kebijakan,” tutur Imam.
Derita perusahaan media, harus bersaing dengan dunia digital hingga ribuan wartawan kena PHK
Selain dari unsur dewan, perwakilan media pun turut hadir dalam acara itu.