“Itu jadi PR kita, kita ingin menjaga karena kondisinya pada saat panen dan tidak panen itu (agar) tidak terjadi gejolak tinggi,” sambung Sumarno.
Di waktu mendatang, Sumarno mengaku akan membuat strategi untuk menjaga nilai tukar petani. Terlebih, kata dia, banyak pemodal besar yang memainkan harga beras di Jawa Tengah.
“Apakah akan ada kebijakan terkait pemain beras, mereka kan banyak pemodal besar. Apakah pemodal besar itu berapa persennya harus ada di Jateng, karena memang ini bukan sesuatu yang mudah. Ini mekanisme pasar,” ungkapnya.
Sumarno ungkap Jawa Tengah alami penurunan inflasi
Lebih lanjut, inflasi year on year Jawa Tengah pada Mei 2023 mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Sumarno menuturkan, atas penurunan tersebut, inflasi Jawa Tengah ada di angka 2,66 persen.
“Kemarin 3,26 persen sekarang jadi 2,66 persen. Cara menjaga dengan pantauan rutin. Agar tau yang mana butuh tindak lanjut, langkah dan upaya. Plus aktif memantau perkembangan harga ini,” jelasnya.
BACA JUGA: Anggap Tak Masuk Akal, Pengusaha Minta ASN dan TNI-Polri Jadi ‘Kelinci Percobaan’ Program Tapera
Pihaknya pun menyinggung inflasi di Jakarta yang cenderung stabil ketimbang Jawa Tengah.
“Inflasi di Jakarta stabil, tapi harganya tinggi,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila
Respon (1)