SEMARANG, beritajateng.tv – Lonjakan harga emas beberapa bulan terakhir tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berinvestasi. Pegadaian Kanwil XI Semarang justru mencatat aktivitas transaksi yang terus meningkat, baik untuk pembelian emas batangan maupun tabungan emas.
Kepala Kanwil Pegadaian XI Semarang, Edy Purwanto, menyebut tren ini sebagai momentum penting bagi masyarakat Jawa Tengah dan DIY untuk semakin sadar investasi.
Edy menuturkan, pergerakan harga emas yang naik tajam membuat sebagian investor di wilayah-wilayah besar seperti Jakarta atau Surabaya berani melakukan pembelian dalam jumlah besar.
BACA JUGA: Pegadaian Kanwil XI Semarang Umumkan Pemenang Badai Emas, Dapat Tabungan Emas Hingga Paket Umroh
Ia menyebut ada nasabah yang membeli hingga 50 kilogram dalam satu transaksi, sementara lainnya bertransaksi 16 kilogram atau 5 kilogram sekaligus.
“Di Jateng DIY memang tidak sebesar kota-kota besar, tapi tetap ada yang membeli dalam jumlah tinggi. Kemarin ada nasabah yang mengambil 20 kilogram, ada juga yang membeli 10 kilogram,” jelasnya di Semarang.
Meski demikian, rata-rata transaksi harian nasabah di wilayah Jateng DIY masih berada di kisaran 10 gram per orang. Secara total, Pegadaian Kanwil XI mencatat penjualan emas sekitar 5 kilogram per bulan di seluruh wilayah kerjanya.
Stok Emas Aman Berkat Pabrik Sendiri
Tingginya minat masyarakat tidak membuat Pegadaian kewalahan dalam menyediakan stok. Edy memastikan suplai emas selalu terjaga karena Pegadaian memiliki pabrik sendiri melalui Galeri 24 (G24). Selain itu, Pegadaian juga bekerja sama dengan Antam, UBS, dan Lotus Archi sehingga pilihan produk lebih beragam.
“Masyarakat bisa memilih sesuai preferensi harga maupun kebutuhan investasi. Kami tidak mengklaim G24 yang paling bagus, tapi kami berani di bandingkan. Untuk harga buyback, G24 mampu bersaing dan biasanya lebih tinggi,” ujar Edy.
Tabungan Emas Tumbuh Lebih dari 300 Persen
Selain pembelian fisik, Pegadaian juga mencatat kenaikan signifikan pada produk tabungan emas. Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan tabungan emas mencapai lebih dari 300 persen.
Menurut Edy, lonjakan ini tidak lepas dari dinamika global yang memengaruhi harga emas. Ia menjelaskan bahwa emas tidak memiliki regulator sehingga harganya sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar internasional.
“Negara-negara besar sekarang memperkuat cadangan emasnya untuk menghadapi ketidakpastian geopolitik. Ketika konflik meningkat, mereka harus mampu bertahan tanpa bergantung pada pihak lain. Itu sebabnya cadangan emas menjadi krusial,” paparnya.













