SEMARANG, beritajateng.tv – Perum Bulog Jawa Tengah–D.I Yogyakarta membenarkan kebijakan fleksibilitas harga beras yang akan berlaku. Dengan adanya pemberlakuan fleksibilitas harga beras, maka akan ada kenaikan harga beli pemerintah (HBP) sekitar Rp1.000 per kilogram untuk gabah dan beras.
Hal itu terungkap oleh Kepala Perum Bulog Jateng-DIY, Sopran Kennedy. Dalam hematnya, fleksibilitas harga ini akan membantu para petani, utamanya dalam memperoleh harga yang wajar.
“Harapannya beras pangan nasional bisa kasih harga wajar dan layak untuk petani, maupun pengusaha penggilingan,” beber Kennedy, Sabtu, 6 April 2024.
BACA JUGA: Program Tebus Suka Suka Pemkot Semarang, Warga Beli Beras 2,5 Kg Bayar Seikhlasnya
Kendati begitu, fleksibilitas harga beras ini tak luput dari evaluasi pada waktu mendatang. Sebab, kenaikan HBP juga bisa memicu naiknya harga komoditas lain maupun beras itu sendiri di pasaran.
“Barangkali perlu dievaluasi juga. Ini menjadi ranah sendiri, karena harus ada intervensi pasar yang masif. [Harus dievaluasi] jika kenaikan harga ini memberikan dampak terhadap kenaikan harga,” jelasnya.
Potensi kenaikan harga beras imbas fleksibilitas
Pihaknya pun membenarkan potensi kenaikan harga beras di pasaran bisa saja terjadi akibat adanya fleksibilitas harga. Baginya, fleksibilitas harga ini bak dua sisi mata koin.
“Di satu sisi petani dapat harga lebih bagus. Namun, di sisi lain akan banyak permintaan dari luar ke Jateng, karena beberapa wilayah sekitar Jateng sudah berakhir panennya, sehingga akan bergerak naik harganya,” terangnya.