Sehingga, lanjut Kennedy, fleksibilitas harga ini mesti mendapat evaluasi sampai periode Juni 2024 mendatang atau secara triwulan.
“Sampai periode akhir Juni 2024 perlu evaluasi. Apakah perlu kembalikan ke harga sebelumnya atau usul kenaikan atau penurunan,” bebernya.
Saat ini, harga gabah kering per kilogramnya berada di rentang Rp 5.600 sampai Rp 5.800. Sementara jika HBP mengalami kenaikan Rp 1.000, maka harga gabah kering akan menjadi sekitar Rp 6.000 menurut Kennedy.
BACA JUGA: Tebus Murah di Sam Poo Kong Semarang, Bayar Seikhlasnya Dapat Beras 3Kg
Kennedy mengapresiasi adanya fleksibilitas harga tersebut. Namun, ia khawatir jika yang untung dalam kasus ini bukan petani, melainkan tengkulak.
“Sekali-sekali petaninya dapat harga bagus. Cuma yang saya khawatir yang dapat keuntungan besar itu justru di tengkulak,” akunya.
Lebih lanjut, Kennedy menuturkan selama ini Bulog langsung membeli di beberapa outlet pertanian yang ada di Jawa Tengah. Selain itu, Bulog juga kerap membeli di kelompok tani, petani, maupun mitra penggilingan.
“Kita [Bulog] sekarang sudah ada sentra produksi padi dan beras, untuk Jateng baru ada di wilayah Sragen dan Kendal. Fokusnya menyerap hasil petani dalam bentuk GKP (gabah kering panen),” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi