Kirab melibatkan unsur pelajar OSIS, pramuka, mahasiswa, taruna, ormas dan LSM, TNI-Polri, instansi pemerintah, komunitas wanita, seniman, tokoh lintas agama, hingga para santri.
Acara makin meriah dengan marching band, atraksi barongsai dan naga, tarian jarik, jaran kepang. Serta busana adat Nusantara yang menonjolkan keberagaman budaya Indonesia.
Bahkan, kegiatan ini turut mencatat pemecahan rekor peserta terbanyak Goyang Tabola Bale oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid). Serta menampilkan Garuda Pancasila raksasa setinggi lima meter.
Menanggapi antusiasme masyarakat, Iswar menyampaikan kegiatan kirab ini berpotensi menjadi agenda rutin Pemkot Semarang.
“Kita lihat perkembangannya ke depan. Kalau antusiasme masyarakat terus tinggi, tentu bisa dijadikan kegiatan rutin. Hanya waktunya perlu di sesuaikan agar tidak mengurangi kesakralan upacara,” ujarnya.
Iswar menutup dengan pesan agar semangat merah putih tidak hanya berhenti di simbol bendera. Tetapi juga diwujudkan dalam jiwa setiap warga kota.
“Kalau saya tidak melihat bendera merah putih sebagai kainnya, tapi sebagai jiwa yang hidup di dalamnya,” tuturnya.
Dengan semangat itu, Pemkot Semarang berharap peringatan Hari Pahlawan menjadi pengingat untuk terus membangun kota dan bangsa menuju masa depan yang lebih sejahtera. (*)
Editor: Elly Amaliyah













