Eco-Enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Pada dasarnya, Eco-Enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan Eco-enzyme berlangsung selama 3 bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan.
Eco-Enzyme dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah.
Relawan Bersihkan Sungai Grojogan
Apel peringatan Hari Sungai Nasional 2023 di pimpin oleh Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si di halaman masjid Moeti’ah Kelurahan Tempelan Kecamatan Blora. Pada apel tersebut Bupati Blora menyerahkan bantuan APD untuk relawan dan paket sembako.
“Ini hari sungai, kita bersih-bersih sungai, kita ucapkan terimakasih untuk Satgas, teman-teman yang selama ini sudah konsen untuk membersihkan sungai. Karena sungai ini penting dan menjadi indikator KLH, makanya kita punya perhatian untuk sungai,” kata Gus Arif sapaan akrab Bupati Blora.
Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Blora Ir. Surat, ST., MT., menambahkan melalui momentum peringatan Hari Sungai Nasional 2023 ini. Ia embali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Terlebih kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarang tempat.
“Kami sudah sering menyampaikan ini, baik pada berbagai pelaksanaan hajat masyarakat, kegiatan sosialisasi. Maupun lewat pemberitaan media massa agar masyarakat tidak sembarangan membuang sampah di lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Apalagi, membuang sampah di saluran drainase yang bisa menyebabkan saluran tersumbat dan menimbulkan genangan air bahkan bisa terjadi banjir.
Meski demikian, dalam kenyataannya, kata Surat, masih banyak menemukan sampah di sungai. Seperti sampah rumah tangga, potongan seng dan kayu yang menyebabkan aliran sungai tak berjalan lancar. Padahal, pemerintah telah menyiapkan truk pengangkut sampah yang beroperasi setiap harinya.
“Dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maupun kami sudah menyiapkan truk pengangkut sampah yang beroperasi setiap harinya. Waktu buang sampah juga sudah kami tentukan,” katanya.
Pihaknya berharap, pemerintah desa untuk terus ikut mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah di sepanjang sungai.
Ia berharap, wilayah tiga kelurahan sepanjang aliran Sungai Grojogan mulai dari Tegalgunung, Tempelan dan Temurejo. Bisa lebih intensif berkoordinasi mengedukasi warganya tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan. (*)
Editor: Elly Amaliyah