BACA JUGA: PT Naga Baladika Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadhan
Naga, selaku Manager Operasional PT Naga Baladika, menegaskan kegiatan ini adalah bentuk nyata tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) perusahaan.
“Kami ingin anak-anak yatim merasa tidak sendiri. Selain itu, kami juga ingin masyarakat tetap terhubung dengan budaya leluhur yang sarat makna,” ucapnya haru.
Sebanyak 150 anak yatim dan panti asuhan dari berbagai wilayah di Kota Semarang hadir menerima santunan dalam suasana kekeluargaan dan ceria.
Tak hanya itu, PT Naga Baladika juga membagikan sedikitnya 250 paket sembako kepada warga sekitar melalui RT dan RW setempat. Ini sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat di sekelilingnya.
Selain santunan anak-anak yatim dan panti asuhan, PT Naga Baladika juga memberikan bantuan sembako untuk panti di mana anak-anak bernaung di dalamnya.
Tak ketinggalan, sejumlah tokoh masyarakat turut hadir, menyaksikan pergelaran yang memadukan nilai sosial, spiritual, dan budaya.
Tokoh masyarakat seperti Ustadz Muhammad Hammam pengasuh Panti Asuhan Albisyri, yang menyampaikan apresiasi tulus.
“Semoga kebaikan ini menjadi berkah dan PT Naga Baladika semakin maju serta terus memberi manfaat bagi banyak orang,” ujarnya.
Mahasiswi Undaris, Vina, pun mengaku terinspirasi. “Kegiatannya bagus dan menyentuh. Bisa memberi kebahagiaan untuk sesama, apalagi anak-anak yatim. Semoga terus berlanjut,” katanya.
PT Naga Baladika, selama ini aktif dalam kegiatan sosial dan budaya. Perusahaan yang bergerak dibidang ketangkasan ini juga dikenal taat pajak, berkontribusi langsung pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang, sebagai bentuk komitmen mendukung pembangunan daerah.
Lakon “Sang Pemomong” pun menggaungkan pesan moral mendalam, sejalan dengan kutipan Presiden RI, Prabowo Subianto: “Kalau bisa, bantulah banyak orang. Kalau tidak bisa bantu banyak orang, bantulah satu orang. Kalau tidak bisa bantu satu orang, paling tidak jangan menyusahkan orang lain.”
Melalui acara ini, PT Naga Baladika membuktikan jika perusahaan bukan hanya mesin ekonomi, tetapi juga jantung dari kepedulian, penjaga warisan budaya, dan penggerak harmoni sosial. Sebuah malam yang bukan hanya menyinari panggung, tapi juga hati yang membutuhkan sentuhan kasih. (*)
Editor: Elly Amaliyah