SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam peringatan Hari Anak Nasional, SDN Tugurejo 02 Kota Semarang menggelar kegiatan bertajuk “Pagi Ceria” yang menghadirkan ragam aktivitas kreatif dan edukatif.
Acara yang dimulai sejak pukul 07.15 WIB itu diawali dengan pembiasaan doa bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta pembacaan Pancasila. Semua itu menjadi bagian dari penanaman karakter sejak dini.
Setelah itu, siswa mengikuti senam Anak Indonesia Hebat yang membakar semangat mereka untuk aktif sepanjang acara.
BACA JUGA: Hari Anak Nasional, Anak Rentan Tampilkan Karya Menyentuh di Pameran Rumpin Bangjo Semarang
Yang paling menarik perhatian ialah kehadiran pendongeng cilik Natila Deux Natasha, juara 3 FLS3N tingkat SD dari SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, yang membawakan dongeng di hadapan ratusan siswa seusianya.
Kepala SDN Tugurejo 02, Nur Rakhmat, mengatakan bahwa momen Hari Anak Nasional ini sengaja sekolah isi dengan kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai partisipatif dan inspiratif dari sesama anak.
“Kami ingin anak-anak terinspirasi dari teman sebayanya. Ketika mereka melihat ada anak seusia mereka bisa mendongeng dengan percaya diri, tentu mereka akan lebih semangat untuk mengembangkan potensinya masing-masing,” ujarnya kepada beritajateng.tv pada Rabu, 23 Juli 2025.
SDN Tugurejo 02 Semarang tampilkan pula pembacaan geguritan dan puisi siswa
Selain dongeng, acara tersebut juga menampilkan pembacaan geguritan dan puisi dari siswa SDN Tugurejo 02 Semarang. Ini menjadi bentuk apresiasi terhadap bakat literasi anak yang mulai tumbuh dan perlu terus dirawat.
Puncak kegembiraan siswa rasakan dalam sesi gim “Kuncup Mekar”, permainan interaktif yang terancang untuk melatih fokus, kreativitas, dan keterampilan motorik anak. Permainan ini menantang anak-anak untuk menyimak instruksi dengan teliti dan bereaksi secara tepat.
“Untuk manfaat gim Kuncup Mekar-nya itu melatih kefokusan dan kreativitas, serta melatih keterampilan motorik anak,” kata Nur Rakhmat.
Siswa SDN Tugurejo 02 Semarang mesti mengikuti instruksi ketika guru menyebut kata “kuncup” dan “mekar”. Kemudian, guru akan membalik aturan permainan agar siswa tetap berkonsentrasi.
Jika siswa salah dalam mengikuti instruksi, mereka bersiap menerima tantangan yang harus mereka lakukan di hadapan teman-teman sekolahnya.
“Apabila ada siswa yang keliru dalam melakukan gerakan, maka kami minta maju untuk memainkan hulahop sebagai bentuk tantangan,” tutur Kepala SDN Tugurejo 02 Semarang.
Kegiatan membaca buku bersama menutup rangkaian acara yang berakhir pukul 09.00 WIB. Dengan konsep edukatif namun menyenangkan, SDN Tugurejo 02 Semarang menunjukkan bagaimana peringatan Hari Anak Nasional bisa menjadi momentum pembelajaran yang hidup. Bukan hanya dari guru ke murid, tetapi juga dari anak untuk anak. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
