Penyebaran nyamuk wolbachia di Kecamatan Banyumanik telah menunjukkan hasil penurunan kasus DBD.
IDI Sebut Nyamuk Wolbachia Efektif Tekan DBD
Periode Januari sampai September 2023 tercatat 51 kasus DBD dari angka 98 di periode yang sama pada 2022. Begitu pula di Kecamatan Banyumanik yang jumlah penderita DBD pada 2022 mencapai 83 kasus turun menjadi 29 kasus di tahun ini.
“Jadi memang hanya berefek pada nyamuk dan serangga, nyamuk wolchabia yang tersebar tidak membunuh secara langsung. Tetapi menyebabkan turunnya jumlah virus di dalam tubuh nyamuk aedes aegypti,” katanya.
Secara keamanan, menurutnya, pemerintah telah melakukan perhitungan matang. Termasuk Kota Semarang sendiri menjadi pilot project bersama Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang.
Dalam penelitian yang telah dilakukan sejak 2011 di Yogyakarta, hasilnya terbukti mengendalikan penyakit DBD hingga berkurang menjadi 70 persen dan jumlah rawat inap turun sekitar 80 persen.
“Dengan wolbachia ini, tidak mengurangi jumlah populasi nyamuk aedes aegypti, kalau nyamuknya mati, ekosistem akan terganggu. Tetapi sebelum dan wolbachia jumlah nyamuknya masih sama. Saya kira environmental ethics (etika lingkungan-red) ini sangat diperhatikan,” katanya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan penggunaan bakteri wolbachia. Pasalnya, dalam penelitian telah terbukti menurunkan angka kasus DBD.
“Penunjukan Kota Semarang pasti ada alasannya, jumlah kasusnya tinggi. Kemudian populasi masyarakat tinggal di rural (pedesaan-red), di permukiman padat, dan seringkali terjadi banjir, atas dasar itu,” katanya. (*)
Editor: Elly Amaliyah