Pameran “Merdeka Atau Mati Kutu” menampilkan 23 karya kartun yang menyatukan humor, refleksi kritis, dan kecintaan pada tanah air. Ibnu menjelaskan bahwa konsep pameran berangkat dari semangat Hari Kemerdekaan.
Melalui pameran yang berlangsung pada 17-28 Agustus 2025 di Tan Artspace Papandayan No. 11 Semarang, Pakarti berharap kartun tetap mendapat tempat di masyarakat. Kartun dinilai memiliki kekuatan unik, mampu menyampaikan kritik sosial tanpa menyakiti, serta menghadirkan humor yang dekat dengan keseharian.
Ibnu menekankan bahwa kartun bukan sekadar karya visual lucu, tetapi juga medium yang bisa memotret fenomena sosial, politik, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Melalui kartun, kami ingin mengingatkan kembali bahwa kemerdekaan bukan hanya soal perayaan, tapi juga ruang untuk berpikir kritis, meskipun dibungkus dengan humor,” jelasnya.
BACA JUGA: Peringati HUT ke-424 Kabupaten Tegal, Bank Jateng Sukses Gelar Pameran di Slawi Ageng 2025
Kurator pameran, Muhammad Rahman Athian, menuturkan bahwa judul “Merdeka atau Mati Kutu” mengandung makna reflektif sekaligus humoris. Ia menilai, karya-karya tersebut bukan hanya menghadirkan tawa, tetapi juga membawa jejak sejarah panjang kartun di Indonesia, khususnya di Semarang. (*)
Editor: Farah Nazila