Pendidikan

Inspiratif! Cerita Nining Sulistyaningsih Terapkan ‘Ledy Bar’ Metode Pembelajaran Menyenangkan di SMPN 2 Semarang

×

Inspiratif! Cerita Nining Sulistyaningsih Terapkan ‘Ledy Bar’ Metode Pembelajaran Menyenangkan di SMPN 2 Semarang

Sebarkan artikel ini
Inspiratif! Cerita Nining Sulistyaningsih Terapkan 'Ledy Bar' Metode Pembelajaran Menyenangkan di SMPN 2 Semarang
Kepala Sekolah SMPN 2 Semarang, Nining Sulistyaningsih, S.Pd., M.Pd. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Kisah inspiratif datang dari Kepala Sekolah SMPN 2 Semarang, Nining Sulistyaningsih, S.Pd., M.Pd. yang menginisiasi strategi Ledy Bar, metode pembelajaran menyenangkan bagi para siswa.

Nining sapaan akrabnya, telah menerapkan strategi “Ledy Bar” (Lesson Study dan Resibar – Rebo Sinau Bareng). Misinya, agar manajemen sekolah berjalan dengan baik dan bertanggung jawab dalam kualitas pendidikan.

Strategi Ledy Bar sendiri merupakan refleksi mengajar para guru dengan menganalisis kekuatan dan kelebihan para tenaga pengajar.

“Sejak 2023 mencoba menggunakan strategi Lady Bar, ini suatu sarana untuk refleksi guru di dalam meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.

BACA JUGA: Seratus Hari Kinerja Luthfi-Yasin, Sekolah Swasta Sambut Program Pendidikan Gratis Pemprov Jateng

Selain itu, Nining yang juga sebagai fasilitator Tanoto Foundation kemudian menajamkan lagi dengan metode kolaboratif Lesson Study.

Metode Lesson Study (Plan-Do-See) menekankan pada pentingnya kolaborasi antar guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan pembelajaran.

“Lady Bar itu lesson study dengan ketiga langkahnya premdusi dan bar nya itu adalah kegiatan kombelnya ESPERO atau SMP Loro,” kata Nining.

Lesson study melalui tiga tahap yaitu plan, do dan see. Di tahap plan ini berupa refleksi guru yang melalui pengamatan di kelas dengan membuat rancangan pembelajaran. Kemudian observer teman sejawat dan kepala sekolah ikut melihat dan menilai implementasi pembelajaran.

Rancangan pembelajaran kemudian guru terapkan di dalam kelas, dengan observer mengamati.

“Tahap ketiga ‘see’ melihat si guru kemudian menyampaikan bagaimana perasaannya ketika menyampaikan pembelajaran di kelas. Apakah dia merasa sudah sesuai dengan rencana dan tujuannya. Nah, setelah itu baru para observer nanti memberikan masukan-masukan,” katanya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan