Ita menjelaskan bahwa KM Laksamana Malahayati memang di desain tidak terlalu besar. Namun memiliki fasilitas lengkap seperti ruang operasi, perawatan, dan pengobatan. Agar dapat lebih fleksibel saat berlayar menjangkau daerah-daerah perairan terpencil.
Adapun penamaan kapal tersebut terinspirasi dari pahlawan Perempuan nasional Indonesia Keumalahayati. Yang juga menjadi panglima armada laut perempuan pertama di dunia dari Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16.
“Laksamana Malahayati, di pilih oleh Ibu Ketua Umum (Megawati). Yang merupakan pahlawan dari Aceh sebagai bentuk apresiasi bahwa perempuan ini juga bisa hebat. Perempuan ini bisa melawan waktu itu penjajah,” pungkasnya.
Pemilihan Pelabuhan Kendal sebagai tempat berlabuh merupakan kesepakatan PDIP Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Agar bisa di manfaatkan masyarakat kedua daerah yang membutuhkan pelayanan kesehatan, apalagi jarak antarkedua daerah tidak terlalu jauh.
Kepala Rumah Sakit Terapung Laksamana Malahayati, dr. Januar Sahat Siahaan mengatakan, selama dua hari berada di pelabuhan Kendal. Kapal Rumah Sakit Apung Laksamana Malahayati telah melakukan pengobatan gratis kepada lebih dari 600 warga masyarakat. Baik dari kabupaten Kendal maupun dari Kota Semarang.
“Kalau untuk pengobatan ini buat semua umur baik anak-anak hingga dewasa, tua muda dan lansia. Baik semua pengobatan, mulai dari batuk pilek, mual, muntah, hingga pemeriksaan asam urat, gula, kolesterol dan lain sebagainya,” kata Januar.
Januar bercerita, sejak diresmikan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri di Tanjung Priuk Jakarta. kapal Laksana Malahayati telah bertolak ke Lampung, Batam, Medan, Aceh, Pekanbaru, Riau, Jambi, dan kemudian hadir di Tegal. Setelah dari Tegal itulah, kapal yang rencananya singgah di Kota Semarang, harus bersandar di pelabuhan Kendal lantaran antrean panjang dari Pelindo. (*)
Editor: Elly Amaliyah