Laga puncak ini bakal berlangsung lebih intens karena keduanya bertanding tanpa head guard, mengingat status mereka sebagai petinju profesional.
Menurut Ketua Panitia Rofiq, keputusan melepas helm pelindung kepala khusus di partai utama bertujuan menghadirkan atmosfer pertarungan kelas pro yang lebih realistis.
NLC 2025 tidak hanya diikuti atlet asal Semarang, tetapi juga fighter dari daerah lain seperti Pekalongan, Jogja, dan sekitarnya.
Hal ini semakin menegaskan bahwa No Limits Championship telah menjadi magnet kompetisi tinju regional yang bergengsi.
Selain itu, panitia juga menyiapkan 1 laga special match yang masih jadi rahasia dan baru akan panitia umumkan saat acara berlangsung.
Antusiasme masyarakat akan tinggi mengingat lokasi pertandingan berada di jantung pusat perbelanjaan.
Dengan konsep ini, olahraga tinju bisa lebih dekat dengan keluarga, pengunjung mall, dan generasi muda yang ingin mengenal dunia olahraga fight.
“Target kami adalah membangun ekosistem tinju di Semarang dan Jawa Tengah. Semoga ke depan banyak liga besar maupun federasi nasional yang melirik potensi petinju lokal dari event ini,” tambah Enrico.
No Limits Championship 2025 akan dimulai pada Minggu, 17 Agustus 2025, pukul 10.00 WIB. Atmosfer kompetisi, aksi seru di ring, hingga drama psy war antar petarung dipastikan membuat event ini layak ditunggu para pecinta olahraga.
Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang di laga puncak? Apakah Amellya mampu memenuhi ancamannya, atau justru “Iron Mom” Febiola yang membuktikan ketangguhan seorang fighter sejati? Semua jawabannya akan terungkap di ring NLC 2025. (*)
Editor: Elly Amaliyah