“Padahal kalau kita mau bicara yang sederhana saja ya, jalan itu kan ibaratnya etalase pelayanan publik. Orang pasti akan melihat kualitasnya dan semuanya buruh pelayanan itu, baik pejabat maupun masyarakat,” ungkapnya.
Ia pun berdecak heran mengapa jalan rusak masih menjadi PR Jawa Tengah selama bertahun-tahun lamanya.
“Rakyat tuh pasti butuh jalan yang baik. Kenapa ini masih menjadi PR di Jawa Tengah?” imbuh Farida.
BACA JUGA: Prabowo Segera Terbitkan Inpres Jalan Daerah, Cegah Kepala Daerah Salah Gunakan Dana Pusat
Warga Kota Semarang paling banyak laporkan jalan rusak ke Ombudsman Jateng
Lebih lanjut, Farida menuturkan aduan perihal jalan rusak banyak ia dapatkan dari warga Kota Semarang. Pasalnya, jika dibandingkan dengan warga daerah lain, masyarakat Kota Semarang lebih familiar dengan Ombudsman RI.
“Mungkin ini sih tidak bisa apple to apple ya, tapi karena mungkin masyarakat yang banyak kenal Ombudsman di Semarang. Sehingga memang secara statistik yang paling banyak [laporannya] di Kota Semarang,” jelas Farida.
Kendati begitu, tutur dia, keseluruhan kualitas infrastruktur di Jawa Tengah masih perlu perhatian lebih dari pemerintah.
“Tapi kalau kita lihat secara keseluruhan memang kualitas infrastruktur di Jawa Tengah masih perlu perhatian. Baik untuk jalan kabupaten/kota, provinsi, maupun jalan nasional. Kemarin yang arteri kan jalan nasional, itu masih ada problem dan kita memang menekankan urgensinya,” pungkas Farida. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (1)