Jateng

Jejak Dokter Kariadi, Sang Peneliti Malaria yang Gugur dalam Situasi Panas Semarang 1945

×

Jejak Dokter Kariadi, Sang Peneliti Malaria yang Gugur dalam Situasi Panas Semarang 1945

Sebarkan artikel ini
Dokter Kariadi
Pengunjung saat melihat sejarah Dr. Kariadi dalam pameran "Ketika Api Menyala di Semarang" di Rumah Pohan. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Nama Dokter Kariadi lekat dengan sejarah Kota Semarang, terutama ketika berbicara tentang Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Namun, di balik nama besarnya yang kini terabadikan sebagai nama rumah sakit, tak banyak yang tahu bahwa Kariadi bukan pemicu pertempuran, melainkan korban pertama dalam gejolak yang meletus pada Oktober 1945 itu.

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Mozes Christian Budiono, menuturkan bahwa Dokter Kariadi sebenarnya masyhur sebagai seorang dokter penyakit menular yang berdedikasi tinggi terhadap penelitian dan pelayanan masyarakat.

BACA JUGA: Menguak Sebab Pertempuran 5 Hari di Semarang, Pemuda vs Jepang di Tengah Vakumnya Kekuasaan

“Sebelum di Semarang, beliau sudah melalang buana ke Kalimantan dan Papua untuk meneliti penyakit malaria serta membantu pengobatan masyarakat,” ujar Mozes saat beritajateng.tv temui di Rumah Pohan Kota Lama Semarang pada Senin, 13 Oktober 2025.

Saat Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya, suasana Kota Semarang kala itu memanas akibat kabar simpang siur mengenai peracunan air oleh tentara Jepang di rumah sakit. Sebagai kepala laboratorium, Dokter Kariadi berinisiatif mengecek langsung kebenaran informasi tersebut. Namun, niat baik itu justru berujung tragis.

“Dia berangkat malam hari, tanggal 14 Oktober sekitar jam 11. Belum sampai rumah sakit, kemungkinan besar dia terbunuh di Jalan Pandanaran. Saat itu memang sedang ada bentrokan antara pemuda dan tentara Jepang,” jelas Mozes.

Dokter Kariadi bukan pemicu pertempuran

Mozes menegaskan, Dokter Kariadi bukanlah pemicu pertempuran, melainkan figur berani yang berkorban di tengah situasi yang bisa meledak kapan saja.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan