“Ketika alasan panas luar ruangan sudah tidak relevan, orang wajar bertanya apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Hersubeno.
Ia menjelaskan dua kemungkinan besar: kondisi kesehatan yang menurun atau strategi politik jangka panjang. “Angka 2027 itu bukan angka ngawur. Fase itu sangat krusial untuk pemanasan menuju 2029,” katanya.
PSI bergantung penuh pada citra Jokowi
Menurutnya, jeda panjang dapat menciptakan efek kerinduan politik yang dapat menguntungkan PSI. Namun Hersubeno juga mengingatkan risiko raksasa yang menunggu PSI. Seluruh reposisi partai bergantung penuh pada citra Jokowi.
“Masalahnya, brand Jokowi sedang kena tekanan kuat dari berbagai sisi,” ungkapnya.
Ia menyebut polemik ijazah, isu proyek nasional, serta gaya hidup keluarga yang semakin glamor. “Orang melihat kontras antara narasi sederhana dan penampilan keluarga yang memamerkan produk miliaran,” lanjutnya.
BACA JUGA: Projo Merapat ke Gerindra, Hersubeno Arief: Tanda Akhir Era Relawan Jokowi
Ia juga menyoroti langkah PSI yang tampil sebagai pihak pertama yang mengumumkan narasi kesehatan Jokowi.
“Ini sinyal politik kuat. PSI ingin menunjukkan bahwa mereka bukan cuma dekat dengan Jokowi, namun menjadi saluran komunikasi utamanya,” ujar Hersubeno.
Hersubeno menutup analisanya dengan pertanyaan tegas, “PSI bertaruh pada satu figur. Pertanyaannya sekarang, figur itu mampu pulih atau tidak?” (*)













