Kondisi tersebut membuat sebagian warga, terutama anak-anak dan ibu-ibu, memilih mengungsi sementara ke masjid terdekat demi keamanan.
“Di wilayah RW 26, banjir tercatat melanda RT 6 dengan total warga terdampak sebanyak 27 kepala keluarga,” tutur Catur melalui sambungan telepon.
Selain itu, banjir juga terjadi di wilayah lain di sekitar Perumahan Dinar Indah, termasuk Kampung Batik yang berada di RW 5.
Langkah BPBD Kota Semarang
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang, Endro P Martanto, membenarkan terjadinya banjir di kawasan tersebut. Ia menyampaikan bahwa genangan air lamtaran adanya limpasan Kali Babon yang meluap akibat tingginya intensitas hujan.
Menurut Endro, aliran sungai sudah melampaui bronjong penahan sehingga air tidak tertampung dan melimpas ke area permukiman. Arus air yang cukup deras juga di nilai berpotensi membahayakan warga jika debit terus meningkat.
“BPBD Kota Semarang langsung mengerahkan tim ke lokasi untuk melakukan pemantauan dan penanganan awal. Fokus utama penanganan di arahkan ke Perumahan yang berbatasan langsung dengan aliran Kali Babon dan terdampak paling signifikan,” papar Endro.
Untuk mempercepat surutnya genangan, Balai Besar Wilayah Sungai juga turun ke lapangan dengan membawa pompa air guna menurunkan debit limpasan.
Selain itu, rencana penanganan darurat berupa peninggian talud sementara menggunakan sandbag turut petugas siapkan.
“BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang. Untuk menyiapkan langkah pencegahan jangka pendek agar limpasan air dari Kali Babon tidak kembali masuk ke kawasan permukiman,” terangnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah








