Rektor Undip Semarang Suharnomo dalam sambutannya mengapresiasi dukungan BLDF tersebut.
“Selama tiga tahun terakhir (2020–2022), indeks literasi digital Indonesia terus meningkat hingga 3,54, sehingga tergolong tinggi,” kata Suharnomo.
Capaian ini, kata dia, tidak lepas dari beragam tantangan seperti maraknya misinformasi dan disinformasi di platform digital, termasuk yang berkaitan dengan isu lingkungan. Maka itu, ketersediaan akses bagi informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi salah satu upaya untuk membentengi mahasiswa di tengah banjir informasi.
Jerhemy Owen, kreator konten dan perwakilan anak muda juga mengakui bahwa ketersediaan informasi digital menjadi salah satu faktor penarik kepedulian pada isu lingkungan.
“Saat ini rata-rata teman sesama gen Z menghabiskan 1–6 jam untuk beraktivitas di media sosial. Platform ini akhirnya jadi medium utama kami untuk menyampaikan informasi dan menginspirasi,” kata Jerhemy.
“Hal ini yang saya optimalkan dalam meningkatkan kesadaran tentang lingkungan, menarik perhatian media agar pesan teramplifikasi lebih luas. Dan dapat membuka ruang partisipasi serta kolaborasi digital bersama para pemangku kepentingan,” kata dia.
Pun demikian, Jerhemy menambahkan, penyampaian pesan di media sosial ini perlu ada sikap bertanggung jawab, dengan informasi yang teruji validitasnya. Ia berharap, melalui acara bincang-bincang ini, pesan tersebut dapat lebih generasi muda lainnya pahami. (*)
Editor: Elly Amaliyah