Menjaga keautentikan, Ogoh-ogoh yang akan diarak dalam karnaval nanti langsung dipesan dari Pulau Dewata Bali. Terdapat tiga Ogoh-ogoh yang akan ditampilkan dengan masing-masing memiliki tinggi 4 meter.
Tokoh-tokoh yang melambangkan sifat buruk seperti raksasa, Hirannyakasipu, dan Bhuta Kala merupakan tokoh yang diadaptasi dalam pembuatan Ogoh-ogoh tersebut.
“Saya buat Ogoh-ogoh dari Bali langsung. Totalnya ada 3 buah, ada raksasa, Hirannyakasipu, Bhuta Kala,” ujarnya.
Ingin Sukseskan Demokrasi Lewat Moderasi Beragama
Tidak lepas dengan euforia tahun 2024 mendatang, karnaval lintas agama kali ini bertemakan Dharma Agama dan Dharma Negara.
“Ini untuk menyukseskan pesta demokrasi, disamping membumikan moderasi beragama,” imbuhnya.
Sesuai dengan tajuk festival, tentunya Karnaval Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh ini diramaikan oleh kelompok lintas agama di Kota Semarang.
Menurut Nengah, kelompok lintas agama dari umat Buddha, Kong Hu Cu, Katolik, Kristen, dan Islam akan bergabung dalam karnaval ini.
“Teman-teman dari lintas agama sudah siap, umat Buddha dan Kong Hu Cu nanti akan membawa barongsai. Yang bikin kegiatan ini semakin terasa persahabatan dan toleransinnya itu nanti bisa saja yang mengarak Ogoh-ogoh teman-teman dari Banser NU, teman-teman Katholik, dan lainnya,” terangnya.
Diprakarsai sejak 2010 silam, Nengah dan seluruh panitia acara berharap Karnaval Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh ini dapat sukses terlaksana dengan aman dan nyaman. Terlebih, Kota Semarang dikenal dengan toleransi antarumat beragama yang tinggi. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto